Berubah? Klasik,
mudah diucapkan. Beribu-ribu orang sudah sangat sering menyebutkan kata “sok bijaksana” ini. Dengan embel-embel
yang tentu membuat segenap batin tertekan, alasan yang membuatnya masuk akal
adalah tindakan bodoh yang dilakukannya sendiri tanpa menggunakan akal budi
yang tidak terasah.
Andai mencari jarum
di dalam tumpukan jerami itu mudah. Andai mengubah sebuah baja padat menjadi
benda yang lebih berarti itu bisa diterapkan dengan kedipan mata, sedetik pun
tak akan ku lepaskan semuanya. Yang
cukup aku tau adalah, semua orang hanya perlu tahu diri tentang kemampuan diri
masing-masing.
Tak selamanya sesuatu yang bersinar itu sempurna. Awalnya
memang indah, dengan kegemerlapan cahaya tak terbatas, tak jauh dari
harapan-harapan indah semu belaka. Dengan efek sampingnya, menjadikan semuanya
gelap tanpa sisa. Dan di nafas terakhir dalam kesesakan, hanya ada penyesalan
tanpa penyelesaian. Bukan mustahil, Tuhan yang berkehendak. Jadi, bisa apa jika tangan mungil milik
manusia tak berdaya itu diperdayakan? Hanya seperti kapur barus, diam hening
tanpa perlakuan, menghilang tanpa jejak dan meninggalkan segalanya dengan
mengikuti kemana batang hidungnya akan beranjak.
Tapi, disitulah awal
dari kehidupan jaman baru. Meninggal dalam keadaan tak tenang dan memaksakan
keadaan untuk terus sinkron dengan pemikiran modern. Susah memang, tapi
disitulah tantangannya. Hidup tak layak jika tak mencari masalah. Benar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar