Sebuah
pertanyaan retoris yang selalu mengganggu pikiranku adalah, “Kadang kamu itu menganggapku seperti apa?”
Satu
sisi, kamu selalu seperti memberikan segenap jiwa dan ragamu untukku. Tapi di
sisi lain, kamu seperti serigala bertopeng domba, datang dan kembali, tak jelas
tujuan dan maksudnya.
Istilah
untuk dirimu mungkin bukan bermuka dua. Tapi lebih tepat jika, bernyawa
dua yang saling bertolakbelakang tanpa memandang siapapun yang akan dijadikan “mangsa”mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar