"Benar! Aku seperti pernah merasakan semua ini
sebelumnya! Kumohon percayalah!"
"Hei! Kamu baru saja bersin di depan makam ayahmu!
Apanya yang pantas dibilang deja vu?"
Aku sangat ingat. Tujuh hari yang lalu, aku bermimpi seperti
hal yang kualami sekarang.
Melihat ayah sudah dengan berbalut kain kafan.
Melihat ayah sudah dengan berbalut kain kafan.
Apa maksud mimpi itu? Apa Tuhan bermaksud untuk mempersiapkan diriku? Aku tak tahu tujuan Tuhan, dan aku tidak mau menerima
kenyataan pahit ini.
Intinya, aku seperti tak mau bermimpi lagi, kalau akhirnya hanya
menyisakan jeritan dan tangisan.
Diikutsertakan dalam #FF100Kata. (http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar