Puluhan tatapan aneh langsung ditujukan kepadaku.
Gayaku yang terkesan lolly,
malah membuat sebagian besar mata lelaki di pinggir sekolah mendelik disertai
mulut yang menganga.
Kecuali Andika!
Ya, kecuali dia. Padahal sudah kupertaruhkan rasa maluku.
Apa yang dia lakukan?
Bukannya menatapku
bahkan mengucapkan terima kasih kepadaku.
Ternyata, arah pandangan matanya jauh melayang ke lantai dua,
ke tempat dimana seorang laki-laki pemain futsal memandanginya juga.
Menatap, tersenyum, dan kemudian memberikan tanda kecupan.
“Mati aku.”
Aku membisu.
Diikutsertakan dalam #FF100Kata. (http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar