Setiap pertemuan akan berakhir dengan perpisahan. Itu kodrat alam
semesta. Meskipun ada perjanjian tak tertulis untuk menggambarkan penolakan
terhadap rindu yang mungkin tumbuh, tapi tetap saja, manusia tak luput dari
kesalahan.
Perjanjian-perjanjian rindu apa saja yang kau sepakati sebelum
perpisahan itu tiba menghampiri?
1. Jangan teteskan air mata di pagi hari.
Penguasa pagi hari itu harusnya embun, tapi kenapa malah air
mata yang mengoyakkan kelopak-kelopak bunga taman hati? Memang,
kenyataan akan senantiasa memupuskan asa yang terpendam, sebut saja
ingin bertemu. Tapi air mata juga tidak akan membasuh keinginan tersebut, kan?
2. Jangan sebut nama lebih dari tiga kali di
siang hari.
Mitos berkata kalau kau panggil nama orang tiga kali, dia akan
segera datang. Tapi tak ada maknanya nama itu kau lontarkan, tapi derita
yang dalam diri tidak tersampaikan. Ketika kau puitiskan pun juga tidak akan
semua manusia akan peka, meskipun perasaanmu cukup menjadi hangat dengan
mendengar namanya. Benar?
3. Jangan pernah titip salam di sore hari.
Sore hari akan menjadi jatah burung camar untuk mengarungi langit.
Ketika kepakan sayapnya kau titipkan seuntai pesan, apakah dia akan mampu
menanggungnya? Jika ingin bertegur sapa, isyaratkan saja dengan doa. Biarkan
Tuhan yang bekerja. Benar?
4. Jangan melukis bayangan di senja hari.
Siluet senja setianya akan menggambarkan kejujuran. Kalau kau
menciptakan gambaran seseorang nun jauh di sana, apakah bayang-bayang tersebut
akan terpancar jelas dan dia merasakannya juga? Biarkan senja menjadi tontonan
paling anggun pada hari-harimu, jangan ditambah dengan polesan kenangan, ya?
5. Jangan tulis diary di malam hari.
Terbiasa dengan menorehkannya ke dalam tulisan? Sebaiknya biarkan
lembaran itu tetap putih. Itu demi keleluasaan bahasa rindu. Ketika bulan dan
bintang tahu mengenai guratanmu di buku itu, malam bisa saja tenggelam dalam
kelam. Kau tidak mau kalau ketenangan menjadi riuh karena rasa sayangmu terlalu
menggemparkan jiwa, kan?
Ada baiknya kau renungi dan kau resapi rangkaian perjanjian ini.
Jika kau bisa memahaminya, maka perpisahan ini pasti tidak akan mengijinkan
yang namanya rindu untuk mempertanyakan mengenai cinta sejatinya. Seharusnya
begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar