November 17, 2013

Mati Aku!

Kulihat keringat mengucur deras dari baju basketnya. Dua detik kemudian, aku seperti dihipnotis, aku menghampirinya ke tengah lapangan. Langsung, kukeringkan keringatnya dengan sapu tangan hijau pupusku.

Puluhan tatapan aneh langsung ditujukan kepadaku.

Gayaku yang terkesan lolly, malah membuat sebagian besar mata lelaki di pinggir sekolah mendelik disertai mulut yang menganga.

Kecuali Andika!

Ya, kecuali dia. Padahal sudah kupertaruhkan rasa maluku. Apa yang dia lakukan?

Bukannya menatapku bahkan mengucapkan terima kasih kepadaku.

Ternyata, arah pandangan matanya jauh melayang ke lantai dua, ke tempat dimana seorang laki-laki pemain futsal memandanginya juga.

Menatap, tersenyum, dan kemudian memberikan tanda kecupan.

“Mati aku.”

Aku membisu.


Diikutsertakan dalam #FF100Kata.  (http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar