November 07, 2013

Arah Mata Angin Jam Sebelas

“Hei!”

“Ah, dasar! Kau selalu menganggu tidur manisku saja!” keluhku kepada Andrea, perempuan berperawakan mungil yang sedang menjalin hubungan spesial denganku.

Kafe langgananku ini bukannya tidak laku, melainkan suasananya saja yang tidak mendukung, terhimpit di antara hotel berbintang empat dan kantor bertingkat delapan lantai. Namun, tetap saja perasaan nyamanlah yang menahanku untuk tetap berada bahkan tertidur di sini.

Sabtu lalu, seperti biasa, aku tertidur di jam-jam genting. Alurnya sama, Andrea membangunkanku dan aku tertidur lagi. Tidak! Waktu itu hanya hampir tertidur lagi.

Alasannya, arah jam sebelas dariku ada mantan terindahku. Mataku terbelalak. Aku terdiam. Pikiranku jauh melayang ke masa lalu.


Diikutsertakan dalam #FF100Kata.  (http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar