Menjadi kecil bukan berarti menjadi
tak berguna. Kadang memang harus ada pengorbanan lebih bagi seorang kecil di
tengah masalah yang terus menderu.
Ting tong!
Bell rumah yang sudah biasa terdengar itu berdering kembali dan memaksaku
untuk beranjak keluar dari tempat peristihatanku.
Kubuka pintu dan hanya termenung yang bisa kulakukan.
“Ayah? Kau ayahku?”
Februari 18, 2015
Begitu Caramu?
Februari 03, 2015
Maaf
Dear
diary,
Kadang, rasanya ingin tutup telinga. Supaya tidak mendengar
terlalu banyak. Supaya tidak merasa cukup tahu. Di sini, terlalu banyak merasa
mengetahui benar-benar jebakan manis untuk diri sendiri. Iya, jebakan manis.
Seolah-olah menyenangkan. Padahal bikin depresi.
JLEB!
Seketika aku menelan ludah setelah membaca kalimat-kalimat itu.
Tahukah kau, di sini juga begitu. Terlalu riuh karena manusia-manusia yang tak henti-hentinya bercerita ini-itu, dan sebagian besar melulu tentang masalah hidupnya. Bukannya aku menguping, tapi tak sengaja mendengar yang berlanjut pada fase ingin tahu, kemudian bosan, dan masuk pada fase cukup tahu hingga kini sudah pada fase tak mau tahu. Tapi sayangnya, suara-suara itu masih saja bersahutan, semakin ramai malah. Dan aku–bisa dikatakan–mulai depresi karenanya.
Langganan:
Postingan (Atom)